Konsumsi Kopi dan Teh Turunkan Risiko Kanker Kepala dan Leher

Konsumsi kopi dan teh berhubungan dengan pengurangan risiko kanker kepala dan leher. Penelitian menunjukkan lebih dari empat cangkir kopi dapat menurunkan risiko ini, termasuk kopi tanpa kafein. Namun, lebih dari satu cangkir teh sehari dapat meningkatkan risiko kanker laringeal. Penelitian ini melibatkan ribuan kasus dari berbagai negara dan menunjukkan perlunya pemahaman lebih lanjut tentang konsumsi minuman ini.

Konsumsi kopi dan teh dapat mengurangi risiko kanker kepala dan leher, menurut analisis terbaru. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi sehari memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker ini. Menariknya, kopi tanpa kafein juga menunjukkan efek positif serupa, menunjukkan bahwa kandungan lain dalam kopi, seperti polifenol dan antioksidan, mungkin berperan. Teh juga menunjukkan manfaat, meskipun konsumsi lebih dari satu cangkir teh sehari terkait dengan kanker laringeal.

Analisis ini melibatkan data dari 9.548 kasus kanker kepala dan leher, serta 15.783 kontrol. Hasil menunjukkan bahwa:

– Mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi per hari terkait dengan pengurangan risiko kanker mulut dan orofaring.
– Tiga hingga empat cangkir kopi per hari dapat mengurangi risiko kanker hipofaring.
– Konsumsi kurang dari satu cangkir kopi tanpa kafein per hari mengurangi risiko kanker mulut.
– Satu cangkir atau kurang teh harian dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk kanker kepala dan leher, terutama kanker hipofaring.
– Lebih dari satu cangkir teh per hari terkait dengan risiko lebih tinggi terhadap kanker laringeal.

Berbagai penelitian sebelumnya juga mengindikasikan hubungan negatif antara konsumsi kopi dan teh dengan risiko kanker. Peneliti lebih lanjut menyarankan adanya hubungan antara konsumsi kopi dan pengurangan risiko kanker endometrium serta secara keseluruhan dengan konsumsi teh. Penelitian ini unik karena menganalisis berbagai jenis kanker kepala dan leher berdasarkan data internasional.

Namun, beberapa batasan terdapat dalam metode penelitian ini. Potensi bias dalam ingatan konsumsi, serta ketidaksempurnaan dalam penyesuaian faktor-faktor yang membingungkan, diakui oleh para ahli. Mereka menekankan bahwa risiko kanker memiliki periode inkubasi yang panjang, sehingga penting untuk mengikuti kelompok secara prospektif untuk hasil yang lebih akurat.

Walaupun hasil ini tidak menunjukkan bahwa mengonsumsi kopi dan teh dapat mencegah kanker, ketika dinikmati, konsumsi keduanya sebaiknya tetap dilakukan dengan bijak. Para ahli menyarankan untuk fokus pada gaya hidup sehat lainnya, seperti menghindari alkohol dan merokok. Penggunaan data dari lebih banyak negara dan studi tentang kopi tanpa kafein juga bisa menjadi topik penelitian di masa depan.

Risiko kanker kepala dan leher dapat dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan dan minuman, termasuk kopi dan teh. Penelitian menunjukkan bahwa kedua minuman ini mengandung senyawa seperti antioksidan dan polifenol, yang berpotensi mengurangi risiko berbagai jenis kanker. Penelitian ini penting untuk menyediakan informasi berbasis bukti tentang hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi dan teh dengan kanker kepala dan leher, serta dampak spesifik dari masing-masing jenisnya.

Studi menunjukkan bahwa lebih banyak konsumsi kopi dapat berhubungan dengan pengurangan risiko kanker kepala dan leher, termasuk manfaat dari kopi tanpa kafein. Meskipun teh menunjukkan manfaat untuk beberapa jenis kanker kepala dan leher, konsumsi lebih dari satu cangkir per hari berkaitan dengan risiko lebih tinggi terhadap kanker laringeal. Riset lanjutan diperlukan untuk memperdalam pemahaman tentang efek konsumsi kopi dan teh secara global.

Sumber Asli: www.washingtonpost.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. SofĂ­a's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *