Data terbaru menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memperluas akses skrining kanker paru-paru di kalangan veteran, terutama di daerah pedesaan. Sekitar 1,4 juta veteran diperkirakan memenuhi syarat untuk skrining, dengan tingkat kelayakan yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hasil penelitian penting untuk perencanaan alokasi sumber daya kesehatan.
Data terbaru menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperluas akses ke skrining kanker paru-paru, terutama di wilayah tertentu. Penelitian sebelumnya telah mengungkap rendahnya pemakaian CT dosis rendah untuk mengatasi penyebab utama kematian kanker di Amerika. Namun, proporsi veteran militer yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan ini kurang dipahami, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal American Journal of Preventive Medicine.
Peneliti menganalisis data dari lebih 750 veteran dengan perkiraan 1,4 juta individu di seluruh populasi veteran yang memenuhi syarat untuk skrining. Persentase veteran yang memenuhi syarat hampir tiga kali lipat dibandingkan populasi umum AS, dengan lebih banyak yang memenuhi syarat berada di daerah pedesaan. Penelitian menemukan bahwa odds untuk skrining kanker paru-paru awal dan ulang tahunan lebih rendah pada veteran pedesaan.
Studi ini menunjukkan bahwa sekitar 27,8% veteran memenuhi kriteria skrining kanker paru-paru menurut US Preventive Services Task Force (USPSTF) 2013, meningkat menjadi 35,5% dengan pembaruan 2021. Sekitar 41,2% veteran di area pedesaan memenuhi syarat untuk LDCT, dibandingkan dengan 32,5% di daerah lainnya. Secara keseluruhan, sekitar 33% veteran AS memenuhi syarat untuk pemeriksaan ini.
Hasil ini penting bagi pembuat kebijakan dan pemimpin untuk merencanakan alokasi sumber daya yang memadai untuk skrining berbasis populasi, evaluasi diagnostik, dan pengobatan untuk individu yang didiagnosis dengan kanker yang terdeteksi melalui skrining.
Kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di AS. Meskipun ada perangkat seperti CT dosis rendah yang dapat membantu mendeteksi kanker lebih awal, akses ke skrining tersebut terbatas, terutama di daerah pedesaan. Penelitian terbaru berfokus pada populasi veteran militer, yang sering kali kurang terlayani dalam hal skrining kesehatan. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan baru dalam menyediakan skrining bagi kelompok rentan ini.
Studi ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses ke skrining kanker paru-paru di antara veteran, dengan fokus khusus pada daerah pedesaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang proporsi veteran yang memenuhi syarat, langkah-langkah strategis dapat dilakukan untuk meningkatkan deteksi dini dan perawatan kanker. Oleh karena itu, perhatian lebih besar diperlukan dari pihak berwenang untuk mengimplementasikan program skrining yang lebih efektif.
Sumber Asli: radiologybusiness.com