Pekan Kanker di Harvard membahas tantangan informasi salah tentang kanker. Banyak pasien terpengaruh oleh misinformasi, yang dapat berdampak negatif pada pengobatan mereka. Para ahli mengingatkan pentingnya mencari sumber informasi yang dapat dipercaya dan bagaimana profesional kesehatan dapat membantu pasien menavigasi informasi ini dengan lebih baik.
Pekan Kanker yang dirayakan di Harvard T.H. Chan School of Public Health membahas pentingnya cara mengatasi informasi yang salah mengenai kanker. Banyak informasi yang beredar di internet bersifat membingungkan dan merugikan bagi pasien. Para ahli memberikan saran bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan untuk lebih bijak dalam memahami informasi tersebut selama presentasi pada 3 Februari yang lalu, bertepatan dengan Peringatan Pekan Kanker Sedunia.
Acara ini dilangsungkan bersama Zhu Family Center for Global Cancer Prevention dan menampilkan berbagai pembicara, termasuk Skyler Johnson dan Stacy Loeb. Menurut mereka, ketidakpastian yang dialami pasien kanker sering kali membuat mereka rentan terhadap informasi yang keliru. Johnson memperingatkan bahwa dapat berbahaya jika pasien mengikuti saran yang tidak berdasar, karena dapat memengaruhi peluang kesembuhan.
Loeb menyoroti bahwa misinformasi mengenai kanker mulai dari pencegahan hingga tahap pemulihan sering dijumpai. Misalnya, anggapan bahwa sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil adalah gejala kanker prostat, bisa membuat pasien panik dan menghindari pengobatan konvensional.
Hasil penelitian Loeb menunjukkan 40% konten tentang kanker di media sosial mengandung informasi yang salah. Meskipun beberapa informasi mungkin akurat, sering kali sulit dipahami oleh pasien biasa. Johnson menambahkan bahwa informasi yang benar cenderung mendapat lebih sedikit perhatian dibandingkan info yang menjanjikan solusi instan.
Kedua pembicara mendiskusikan konsekuensi serius dari mengikuti informasi yang salah, termasuk kemungkinan penurunan angka kesintasan lima tahun bagi pasien yang memilih pengobatan alternatif. Informasi yang kompleks tentang kanker harus dapat disampaikan dengan baik, terutama kepada pasien yang sudah skeptis terhadap sistem kesehatan.
Selama acara, Abreu menekankan pentingnya membangun kepercayaan dengan pasien untuk melawan misinformasi. Dia juga menyarankan agar profesional medis memberi “reskripsi informasi” yang menyarankan sumber yang dapat dipercaya bagi pasien.
Acara lanjutan diadakan pada 4 Februari menampilkan sesi tanya jawab dengan ahli, demonstrasi memasak sehat, dan penyerahan makanan dan minuman yang mendukung kesehatan jangka panjang. Beberapa gedung juga diterangi dengan warna simbolik biru dan oranye sebagai bagian dari perayaan.
Acara Pekan Kanker di Harvard T.H. Chan School of Public Health bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya informasi yang salah di internet mengenai kanker. Dengan maraknya informasi di era digital, penting bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan untuk memiliki cara yang tepat dalam mengidentifikasi dan menavigasi informasi mengenai pencegahan dan pengobatan kanker, terutama di tengah situasi kesehatan yang menantang.
Dengan meningkatnya misinformasi tentang kanker, penting bagi pasien untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Edukasi tentang cara mengevaluasi sumber informasi yang benar menjadi krusial. Acara ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pasien dan bagaimana penyedia layanan kesehatan dapat membantu mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang berbasis kepercayaan dan pemahaman.
Sumber Asli: hsph.harvard.edu