Penelitian DNA Baru Berpotensi Untuk Pencegahan Kanker Personal Bagi Perokok

Penelitian baru menunjukkan bahwa cara DNA diorganisir dan dimodifikasi secara kimia dapat mempengaruhi kerusakan akibat asap rokok. Temuan ini berpotensi untuk pencegahan kanker yang disesuaikan, dengan memfokuskan pada kemampuan perbaikan DNA dan area yang lebih rentan. Hal ini bisa membantu dalam identifikasi individu berisiko tinggi dan pengembangan program penghentian merokok pribadi.

Penelitian baru tentang dampak merokok terhadap DNA dapat membuka peluang baru untuk pencegahan kanker yang disesuaikan. Para peneliti dari Israel dan AS menemukan bahwa organisasi dan modifikasi kimia pada DNA memengaruhi kerusakan yang disebabkan oleh asap rokok. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nucleic Acids Research, mereka menunjukkan bahwa beberapa area DNA lebih terbuka dan aktif, lebih rentan terhadap kerusakan namun lebih efisien dalam perbaikan.

Kawasan DNA yang lebih rentan memungkinkan mutasi berkembang, yang berpotensi menyebabkan kanker. Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Sheera Adar dari Universitas Ibrani Yerusalem menunjukkan bahwa penggunaan tembakau adalah penyebab utama kematian terkait kanker secara global. Pada 2019, rokok menyebabkan sekitar 2.6 juta kematian terkait kanker di seluruh dunia, menyumbang sekitar 25% dari semua kematian akibat kanker.

Di Israel saja, sekitar 8.000 orang meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh merokok, termasuk berbagai kanker dan penyakit jantung. Penelitian ini berfokus pada benzo[a]pyrene, bahan berbahaya dalam asap rokok yang berinteraksi dengan DNA, sehingga mempengaruhi fungsi normalnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan DNA sangat menentukan seberapa banyak kerusakan yang terjadi dan seberapa baik sel dapat memperbaikinya.

Daerah terbuka dan aktif dari DNA mengalami lebih banyak kerusakan, tetapi juga memperbaiki diri lebih efektif. Kunci efisiensi perbaikan DNA memengaruhi formasi mutasi—bukan hanya seberapa banyak kerusakan yang terjadi. Temuan ini mengindikasikan bahwa kemampuan tubuh memperbaiki kerusakan lebih penting dibandingkan seberapa besar kerusakan dalam menilai risiko kanker.

Identifikasi area DNA yang lebih rentan dapat membantu menemukan individu berisiko tinggi berdasarkan faktor genetik dan epigenetik. Ini bisa mengarah pada program penghentian merokok yang dipersonalisasi atau pemantauan yang lebih baik untuk deteksi kanker dini. Jika beberapa faktor transkripsi memengaruhi efisiensi perbaikan DNA, maka pengembangan obat untuk meningkatkan perbaikan di daerah rentan juga bisa dilakukan, untuk mengurangi beban mutasi dan memperlambat perkembangan kanker.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang kerentanan genetik dan kemampuan perbaikan DNA dapat meningkatkan strategi pencegahan kanker terkait merokok. Dengan mengidentifikasi individu berisiko tinggi, kita dapat menerapkan program penghentian merokok yang disesuaikan serta pengawasan yang lebih tepat untuk deteksi awal kanker. Selanjutnya, teknologi pengobatan inovatif dapat dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi perbaikan DNA.

Sumber Asli: thenewsmill.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *