Penelitian menemukan bahwa wanita yang minum satu minuman manis sehari memiliki risiko tinggi kanker rongga mulut. Selain itu, ada risiko lebih tinggi pada mereka yang tidak merokok dan minum alkohol. Penelitian melibatkan data dari lebih dari 160 ribu wanita, mencatat 124 kasus kanker. Hasil menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut dalam populasi beragam. Penelitian ini diterbitkan di JAMA Otolaryngology.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi satu minuman manis setiap hari memiliki risiko hampir lima kali lebih tinggi terkena kanker rongga mulut dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu minuman manis sebulan. Risiko ini meningkat menjadi 5,46 kali lebih tinggi pada wanita nonsmoking dan light-smoking yang juga nondrinking atau light-drinking.
Pada penelitian ini, 162.602 wanita dengan rata-rata usia 43 tahun diikuti dari studi Nurses’ Health Study dan Nurses’ Health Study II di AS. Mereka diobservasi dari kuesioner dasar hingga diagnosis kanker mulut atau akhir tindak lanjut, dengan pengeluaran partisipan lain yang tidak relevan untuk analisis.
Dari 30 tahun tindak lanjut, terdapat 124 kasus kanker rongga mulut invasif. Wanita yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis per hari menunjukkan rasio risiko 4,87 dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari satu sebulan. Untuk nonsmoking/light-smoking dan nondrinking/light-drinking, rasio risiko mencapai 5,46.
“Walaupun risiko ini terlihat signifikan saat dilaporkan sebagai nilai relatif, risiko dasar absolutnya rendah (3 kasus lebih per 100.000 populasi),” tulis peneliti. Mereka merekomendasikan studi lebih lanjut dengan kelompok yang lebih besar untuk memahami pola diet dan risiko kanker rongga mulut.
Penelitian ini dipimpin oleh Luis Gomez-Castillo dari University of Washington dan diterbitkan dalam JAMA Otolaryngology — Head & Neck Surgery. Beberapa pembatasan seperti keterbatasan partisipan yang hanya wanita dan kurangnya variasi rasial turut dicatat penulis.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko kanker rongga mulut, terutama pada wanita tanpa faktor risiko tradisional. Dengan hasil yang menunjukkan peningkatan risiko yang signifikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi pola makan yang berkontribusi terhadap risiko kanker ini. Penelitian ini juga mencatat beberapa batasan yang harus diperhatikan, termasuk generalisasi pada populasi yang lebih luas.
Sumber Asli: www.medscape.com