Sinar Radiasi Mungkin Menyebabkan Kesalahan Penilaian dalam Pengobatan Kanker

Sebuah analisis baru menyatakan bahwa bergantung pada pencitraan tunggal untuk menilai keberhasilan terapi radiasi ablasi, khususnya SABR, sangat tidak dianjurkan karena dapat menyembunyikan kanker sisa dan meningkatkan risiko kekambuhan. Penyedia layanan kesehatan diharapkan mempertimbangkan berbagai pengukuran, termasuk analisis patologi, dalam mengevaluasi efektivitas pengobatan.

Sebuah analisis baru mempertanyakan penggunaan pencitraan tunggal untuk mengevaluasi efektivitas terapi radiasi ablasi. Stereotactic ablative radiotherapy (SABR) sering digunakan untuk beberapa jenis kanker seperti kanker paru-paru non-sel kecil, adenokarsinoma prostat, dan kanker hati. Setelah SABR, pencitraan PET umum digunakan untuk memastikan penghilangan jaringan kanker, namun hanya mengandalkan pencitraan bisa memperbesar risiko kekambuhan bagi pasien.

Muzamil Arshad, MD, PhD, mengungkapkan “SABR dianggap ablasi karena tingkat kontrol lokal radiografik yang sangat baik. Namun, analisis patologi menunjukkan bahwa SABR mungkin tidak sepenuhnya ablasi.” Penelitian menunjukkan fluktuasi dalam kontrol kanker saat menggunakan pencitraan untuk menilai adanya kanker sisa setelah SABR, dengan persentase sisa kanker yang signifikan di berbagai jenis kanker.

Kanker sisa yang tidak terdeteksi melalui pencitraan setelah SABR dapat membawa risiko besar bagi pasien dan mengarah pada hasil yang lebih buruk. Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk menggunakan berbagai faktor dalam mengevaluasi keberhasilan pengobatan, termasuk pengukuran respons patologi.

Para penulis mengusulkan bahwa penilaian harus melampaui hanya respons klinis lengkap (cCR) untuk selalu memasukkan ukuran respons patologi lengkap (pCR). Mereka menyoroti studi dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center yang menunjukkan pengaruh pencitraan dibandingkan analisis histologis dalam mengidentifikasi penyakit sisa.

Dikatakan bahwa “Pengalaman watch-and-wait di Memorial Sloan Kettering dalam manajemen kanker rektal nonoperatif mengonfirmasi nilai prognostik negatif dari penyakit sisa.” Pen penulis merekomendasikan untuk meningkatkan potensi ablasi SABR dengan menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi dan terapi sistemik imun yang baru. Pengukuran respons perawatan yang rutin menggunakan pCR dan cCR juga disarankan.

Analisis ini menekankan pentingnya tidak bergantung hanya pada pencitraan untuk menilai keberhasilan terapi kanker, karena dapat berisiko bagi pasien. Evaluasi yang lebih lengkap menggunakan pengukuran patologi juga disarankan untuk mengidentifikasi kemungkinan kanker yang tersisa, sehingga meningkatkan hasil pengobatan. Rekomendasi untuk meningkatkan FEBR melalui dosis yang lebih tinggi dan terapi tambahan juga penting bagi pengobatan kanker.

Sumber Asli: healthimaging.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *