Risiko Genetik Kanker Otak Pada Petugas Pemadam Kebakaran

Studi menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran memiliki mutasi genetik lebih banyak terkait glioma, kanker otak. Paparan haloalkan dapat menjadi faktor risiko. Penelitian ini adalah yang pertama mengonfirmasi hubungan tersebut dan menyoroti pentingnya pencegahan di tempat kerja.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa pasien glioma, jenis kanker otak ganas yang umum, memiliki mutasi genetik lebih sering pada petugas pemadam kebakaran dibandingkan dengan orang-orang di pekerjaan lain. Mutasi ini sebelumnya terkait dengan paparan haloalkan, bahan kimia yang umum digunakan sebagai penghambat api dan pemadam kebakaran.

Penelitian ini adalah yang pertama mengonfirmasi bahwa paparan haloalkan berpotensi menjadi faktor risiko dalam pengembangan glioma. Menurut Elizabeth Claus, profesor di Yale School of Public Health yang memimpin penelitian, “Ini adalah salah satu dari sedikit faktor risiko lingkungan yang dapat dicegah untuk glioma yang telah diidentifikasi.” Keterkaitan ini menunjukkan langkah penting dalam memahami dampak kesehatan jangka panjang dari haloalkan.

Tim penelitian mengumpulkan sampel tumor dan darah dari petugas pemadam kebakaran yang didiagnosis dengan glioma. Mereka menemukan tingkat mutasi tertentu yang jauh lebih tinggi dibandingkan pasien glioma yang tidak memiliki riwayat pemadam kebakaran. Hasil ini dapat membantu dalam strategi intervensi kesehatan masyarakat untuk menghindari bahaya kerja terkait dengan senyawa ini.

Sebelumnya, Claus dan kolega telah menganalisis lebih dari 1.000 sampel glioma untuk mencari mutasi yang dapat dipicu oleh faktor genetik atau lingkungan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola mutasi dalam tumor dapat dihubungkan dengan paparan haloalkan. Dengan menganalisis 17 sampel dari petugas pemadam kebakaran yang berpartisipasi dalam penelitian berkelanjutan selama 30 tahun, mereka menemukan bahwa semakin lama seseorang bekerja sebagai pemadam kebakaran, semakin besar kemungkinan mereka memiliki mutasi tersebut.

Claus berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pasien glioma, terutama karena kemajuan medis yang terbatas dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya strategi pencegahan di tempat kerja, karena banyak pemadam kebakaran didiagnosis dengan kondisi ini dalam 10-15 tahun terakhir saat proteksi terhadap haloalkan sangat terbatas.

Contoh jenis pekerjaan lain yang mungkin memiliki risiko serupa mencakup yang melibatkan bahan kimia seperti pestisida, cat, dan pelarut. Claus mengatakan, “Kami berharap dapat melanjutkan studi lebih besar yang melibatkan pekerjaan di mana paparan terhadap racun ini kurang dikenal.”

Studi ini menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran memiliki risiko lebih tinggi terhadap mutasi genetik yang terkait dengan glioma akibat paparan haloalkan. Hasil ini menggarisbawahi pentingnya perlindungan yang lebih baik di tempat kerja dan memberi wawasan tentang kemungkinan risiko di pekerjaan lain. Dengan kesadaran yang meningkat, diharapkan langkah-langkah pencegahan dapat diperbaiki untuk melindungi pekerja dari bahaya ini.

Sumber Asli: www.advancedsciencenews.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *