Perawatan Revolusioner untuk Pasien Kanker Otak

Pasien dengan glioma IDH mutant grade 2 kini memiliki akses ke perawatan baru yang revolusioner dan terarah setelah FDA memberikan persetujuan untuk obat Voranigo. Dengan pengobatan ini, pasien dapat menunda intervensi tambahan seperti radiasi atau kemoterapi, memberikan harapan baru bagi mereka yang berjuang melawan kanker otak ini.

JACKSON, Tenn. — Terapi baru yang revolusioner kini tersedia untuk pasien dengan salah satu jenis kanker otak. Persetujuan FDA menandai terapi terarah pertama untuk glioma IDH mutant grade 2. Glioma adalah tumor yang berkembang di otak atau sumsum tulang belakang, dan diagnosis ini bisa sangat menghancurkan. Pasien biasanya berusia muda, antara 30 hingga 40 tahun, dalam keadaan sehat, dan sedang membangun keluarga serta karier. Glioma dengan mutasi IDH adalah tumor otak ganas yang tidak dapat disembuhkan dan terus tumbuh serta menyebar ke otak, bahkan setelah operasi. “Dengan obat oral baru, Voranigo, pasien dapat mengonsumsi pil ini untuk menekan tumor, dan dalam uji klinis, kami menunjukkan bahwa kami dapat menunda secara signifikan waktu untuk intervensi berikutnya seperti radiasi, operasi, atau kemoterapi yang toksik,” kata Dr. Katy Peters. Sekitar 82% dari semua tumor otak ganas primer adalah glioma. Gejala glioma bervariasi pada setiap pasien tergantung pada tipe dan lokasi tumor. Sebelum dan setelah diagnosis glioma, pasien mungkin mengalami berbagai gejala seperti perubahan fungsi mental, kejang, kesulitan berbicara, dan lainnya.

Perawatan baru ini memberikan harapan bagi pasien dengan glioma IDH mutant grade 2, menunda kebutuhan akan intervensi yang lebih invasif. Voranigo, obat oral baru, menunjukkan efisiensi dalam menekan tumor dan bisa mengubah cara kita menangani jenis kanker ini. Adanya terapi ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup pasien yang terdiagnosis.

Sumber Asli: www.wbbjtv.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *