Studi menunjukkan bahwa banyak pasien Medicare dengan kanker lanjut menerima pengobatan agresif ketimbang dukungan perawatan. Hanya 25% pasien yang mendapat perawatan paliatif atau perencanaan lanjutan. Karya ini mengungkapkan ketidakmerataan akses ke perawatan dukungan tergantung demografi, dengan kebutuhan untuk komunikasi dan kebijakan lebih baik di akhir hayat.
Sebagian besar pasien Medicare dengan kanker lanjut masih menerima pengobatan agresif dibandingkan perawatan suportif, menurut sebuah studi yang menganalisis catatan Medicare. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam JAMA Health Forum, meneliti kualitas perawatan di akhir hayat pada 33.744 pasien Medicare yang meninggal akibat kanker payudara, prostat, pankreas, atau paru-paru. Hasilnya menunjukkan, 45% pasien mengalami perawatan agresif, sementara hanya sedikit yang memperoleh perawatan suportif seperti paliatif, hospice, dan perencanaan lanjutan dalam enam bulan terakhir kehidupan.
Perawatan hospice meningkat menjadi lebih dari 70% pada bulan kematian, tetapi lebih dari 16% pasien hanya tinggal kurang dari 3 hari di hospis. Selain itu, akses ke perencanaan lanjutan dan perawatan paliatif tetap di bawah 25%. Meskipun ada upaya besar untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya pengobatan agresif, perawatan di akhir hayat masih condong ke arah over-treatment.
Akses dukungan perawatan bervariasi di antara kelompok demografis. Pasien yang lebih tua, non-Hispanik putih, memiliki durasi bertahan hidup yang lebih lama, atau tinggal di daerah pedesaan serta wilayah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, cenderung menerima perawatan suportif lebih sedikit. Penulis mencatat, “Untuk pasien yang sekarat dan pengasuh mereka, hospice sering dianggap sebagai standar emas perawatan akhir hayat.”
Temuan ini menggarisbawahi perlunya upaya multifaset untuk mengoptimalkan kualitas perawatan di akhir hayat bagi pasien kanker. Youngmin Kwon, Ph.D., dari Vanderbilt University Medical Center, menekankan pentingnya komunikasi yang jelas antara pasien, pengasuh, dan penyedia tentang prognosis penyakit dan perencanaan lanjutan. Kebijakan juga diperlukan untuk meningkatkan akses ke perawatan suportif dan memastikan jumlah tenaga kerja penyedia perawatan paliatif yang memadai.
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk memperbaiki perawatan akhir hayat, banyak pasien kanker di Medicare masih menerima pengobatan agresif dan tidak mendapatkan cukup perawatan suportif. Diperlukan komunikasi yang lebih baik dan kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan akses kepada hospice dan perawatan paliatif bagi pasien kanker, khususnya di kalangan kelompok demografis yang kurang terlayani.
Sumber Asli: www.news-medical.net